Rabu, September 17, 2008

Lending in Someone Ears



"Landing in Someone Ears" alias curhat, kedengaranya mudah tetapi sesungguhnya tidak. Pekerjaan yang satu ini sering datangnya tiba-tiba. Bisa ketika kita lagi senang dan suasana hati kita mendukung. Bisa juga ketika Mr. mood lagi buruk, dan semua yang kita dengar cuma singgah di daun telinga trus meluncur lagi dengan kencang (hehehehe......). Kadang-kadang kita harus alert dengan yang namanya Curhat, kalo nggak bisa-bisa jadi boomerang bagi diri kita sendiri. Karena nggak semua orang memiliki kemampuan menjadi pendengar yang baik.Intinya, Curhat VS Pendengar yang baik.
Semua orang tau, 'mendengar' kalo dilakukan dengan baik, itu adalah hal yang tidak mudah. Perlu kesabaran dan kelapangan hati untuk siap mendengarkan segala hal. Bisa kadang-kadang hal itu tidak sesuai dengan hati nurani kita sendiri. Tapi sebagai pendengar yang baik yah kita harus punya 'filter' yang sehat. Bagaimanapun juga kita harus menghargai kepercayaan teman/sahabat yang sudah mau "lending" di telinga kita.
Pertama, yang harus kita lakukan adalah siap menjadi tumpahan segala unek-uneknya. Kedua, beri saran sebaik mungkin dengan cara yang baik juga. Liat sikon dan suasana hati yang tepat saat menyampaikannya. Ketiga, saran yang disampaikan harus benar-benar dapat kita pertanggung jawabkan, jangan sampai jadi boomerang bagi kita sendiri. Terakhir, tetap belajar terus jadi pendegar yang baik.

"Bubar" -an lah.....






Seru-seruan di Ramadhan Fair setelah capek belajar PD thorax di RSTD. Awalnya tanpa rencana apa-apa, kebetulan si Tommy kan baru aja ultah ke-20. Jadi ceritanya pingin bagi-bagi "rezeki". Rencananya hampi batal gara-gara dompet si Tommy hilang. Taunya cuma ketinggalan di kos-an. Setelah dijemput, akhirnya rencana itu berhasil. Makan-makan sepuasnya......
Thanks ya Tom....
Thanks juga kawan-kawan yang kompak!!!

Saat-saat Menunggu dr.Lili.....




Selasa, September 16, 2008

Catatan KKJ: Pemeriksaan Fisik Thorax (Perkusi)


Pada PD Thorax dengan cara perkusi, mulailah dengan mengadakan perkusi perbandingan di infraclavicula kiri dan kanan untuk mengetahui pegangan nada sonor pada pasien. Langkah selanjutnya adalah: a. Kemudian lakukan perkusi batas paru-hati pada lin. mid.clavicularis kanan, sebagai berikut: Tentukan batas paru hati relatif (perkusi dari atas ke bawah hingga suara sonor berubah menjadi sonor memendek, biasanya pada ICS V). Tetukan juga batas paru hati absolut (diteruskan perkusi ke bagian bawah hingga suara sonor memendek berubah menjadi beda, biasanya pada ICS VI). Lalu tentukan besarnya peranjakan batas paru hati absolut (pasien diinstruksikan untuk bernafas, maka perkusi beda akan menjadi sonor memendek dan sonor memendek akan menjadi sonor). b. Lakukan perkusi paru secara keseluruhan untuk mengetahui perbandingan tinggi nada paru (atas-bawah, kiri-kanan). Tentukan juga apakah ada nyeri tekan pada saat melakukan perkusi thorax dan dimana lokasinya. c. Lakukan perkusi jantung: menentukan batas jantung relatif kiri, kanan dan atas. Batas jantung atas relatif (lakukan perkusi dari ICS I kiri hingga kebawah, nada sonor akan berubah menjadi sonor memendek,normalnya pada ICS III), Batas jantung kanan relatif(lakukan perkusi ICS kanan dari atas ke bawah hingga nada sonor menjadi sonor memendek, lalu kembali ke satu ICS diatasnya/sonor. Lakukan perkusi ke kiri perlahan hingga nada sonor menjadi sonor memendek, normalnya di lin. parasternalis kanan/1-2 jari di midsternalis), Batas jantung kiri relatif (tarik garis khayal ke kiri setelah menemukan nada sonor pada pemeriksaan batas jantung kanan relatif. Lalu dari lin. midaxila kiri lakukan perkusi perlahan ke kanan hingga nada sonor menjadi sonor memendek, normalnya pada satu jari lin.mid.clavicula/ICS IV-V). Untuk batas jantung absolut, letaknya kira-kira dua jari di dalam batas jantung relatif, perkusi perlahan terjadi perubahan dari nada sonor memendek menjadi beda (tapi ini susah lo....butuh konsentrasi tingkat tinggi!!!! kata dr.LILI)

Catatan KKJ: Pemeriksaan Fisik Thorax (Palpasi)



Pada pemeriksaan fisik thorax dengan palpasi, ada beberapa hal yang dapat diketahui, yaitu:
a. Mengetahui adakah nyeri tekan/tidak?cari tahu dimana lokasinya.
b. Bagaimana gerakan pernafasan kiri dan kanan?Seluruh telapak tangan diletakkan pada permukaan thorax. Kemudian dirasakan gerakan pernafasannya, apakah simetris kiri dan kanan. Adakah gerakan tertinggal dari salah satu paru? Kemudian dilakukan juga pemeriksaan sten fremitus dengan meyuruh pasien mengucapkan tujuh puluh tujuh dan vibrasi/getaranya dirasakan pada kedua telapak tangan yang diletakkan di dada pasien.
c. Lakukan palpasi khusus pada jantung, tentukan dimana letakknya ictus pada lin. midclavicula dan pada sela iga berapa.
d.Lakukan pemeriksaan fremissement (vibrasi). Biasanya didapati adanya fremissement pada diastolik.

Catatan KKJ: Pemeriksaan Fisik Thorax (Inspeksi)



Dalam melakukan pemeriksaan fisik jantung, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan diataranya INSPEKSI, yaitu:
a. Persilahkan pasien untuk membuka pakaian atas hingga seluruh bagian dada terlihat;
b. Pemeriksa berdiri pada arah kaki pasien dan sebelah kanan pasien; c. Perhatikan apakah dada pasien simetris (kiri dan kanan sama) /tidak;
d. Perhatikan apakah dada pasien fusiformis (diameter anteroposterior <>
e. Perhatikan payudara pasien, apakah letak papila mammae setentang kiri dan kanan?, apakah terjadi penarikan/retraksi papille mammae? apakah pada pasien pria terdapat ginecomastia yang menyebabkan turunya papila mammae?, Apakah ada ruam-ruam kulit/spider nevi?
f. Perhatikan tipe pernafasan (pd pria: Abdominothorakal, pd wanita: thorakoabdominal), perhatikan gerakan pernafasan/penarikan otot-otot dada (normal: superolateral), perhatikan apakah pernafasannya simetris atau adakah bagian tertinggal dari rongga dada?, hitung frekuensi pernafasan (normal:16-24 kali permenit);
g. Inspeksi ictus jantung: perhatikan adanya tendangan pada dada kiri (Normal: 1 jari medial midcalvicularis ICRIV/V). Ictus adalah daerah proyeksi jantung paling lateral dan bawah merupakan suatu tendangan dari jantung bagian ventrikel kiri pada dinding thorax pada masa kontraksi). Ada beberapa macam ictus, yaitu:
1. Ictus + : normal, yaitu: terjadi sinkronisasi pulsasi ictus dengan sistole dibuktikan dengan perabaan pulsasi a. radialis/a.carotis. 2. Ictus - : patologis, yaitu: tidak terjadi sinkronisasi pulsasi ictus dengan sistole dibuktikan dengan perabaan pulsasi a. radialis/a.carotis. 3. Ictus tidak ada artinya: normal pada orang gemuk dan patologis pada kelainan paru dan dinding thorax; 4. Ictus angkat kuat: orang kurus, kelainan patologis pada jantung, fungsi jantung bertambah (thyrotoxicosis) 5. Ictus melebar: getaran ictus meluas pada daerah sekitarnya.