Sabtu, Juli 26, 2008

SELUK BELUK SI PABRIK URINE


(Oleh: Desby Juananda, Mahasiswa Semester VI Fakultas Kedokteran USU)

(Ditulis oleh Desby Juananda, Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Semester VI)

Kelangsungan hidup manusia sangat bergantung kepada komponen terkecil dalam tubuh yaitu sel. Di dalam tubuh, sel dikelilingi oleh cairan internal tubuh yang asin atau yang biasa disebut cairan ekstrasel (CES). Untuk menjalankan fungsinya, sel mengadakan pertukaran zat (elektrolit) dengan cairan ekstrasel (CES) agar dapat bertahan hidup secara normal. Oleh karena itu, sel memerlukan suatu mekanisme yang dapat mempertahankan stabilitas volume dan komposisi CES yang dikenal dengan istilah homeostatis. Mekanisme ini dijalankan oleh ginjal, sepasang organ tubuh berbentuk kacang yang terletak di belakang rongga perut (abdomen). Setiap ginjal pada orang dewasa beratnya kira-kira 150 gram atau kira-kira seukuran kepalan tangan.

Secara umum, ginjal memiliki empat fungsi utama, yaitu: fungsi regulasi, fungsi ekskresi, fungsi hormonal, dan fungsi metabolisme. Sederhananya, Ginjal bekerja sebagai sebuah “saringan” yakni menyaring darah di dalam tubuh dan mengeluarkan zat dari hasil saringan (filtrat) tersebut dengan kecepatan tertentu melalui produksi urin. Dengan cara ini, ginjal mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit serta mengeluarkan berbagai zat sisa metabolisme yang toksik dan senyawa-senyawa asing dari tubuh. Ginjal juga memiliki berbagai fungsi penting, antara lain: mengatur keseimbangan asam dan basa, memelihara volume plasma untuk menjaga tekanan darah, mensekresikan hormon seperti eritropoetin yang berperan dalam pembentukan sel darah merah dan renin yang berperan dalam konservasi garam oleh ginjal serta mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya.

Yang paling berperan dalam menjalankan fungsi ginjal adalah nefron, satuan fungsional berukuran mikroskopik yang disatukan satu sama lain oleh jaringan ikat. Satuan fungsional yang dimaksud adalah satuan terkecil di dalam suatu organ yang mampu melaksanakan fungsi organ tersebut. Setiap ginjal terdiri dari sekitar satu juta nefron artinya ada dua juta satuan fungsional yang berperan menjalankan fungsi primer ginjal dalam tubuh manusia. Adapun fungsi primer ginjal adalah menghasilkan urine sebagai bentuk pertahanan terhadap stabilitas komposisi CES. Nefron terdiri dari dua daerah khusus, yaitu korteks ginjal, daerah sebelah luar yang tampak granuler dan medula ginjal, daerah bagian dalam yang berupa segitiga bergaris-garis (piramida ginjal). Setiap nefron terdiri dari dua komponen, yaitu komponen vaskuler dan komponen tubulus. Pada komponen vaskuler terdapat bagian yang paling dominan disebut dengan glomerulus. Glomerulus merupakan berkas kapiler berbentuk bola tempat filtrasi/saringan sebagian air dan zat terlarut dari darah yang melewatinya. Cairan yang sudah tersaring akan mengalir ke komponen tubulus nefron, mengalami berbagai modifikasi, antara lain penyerapan kembali (reabsorbsi) zat-zat yang masih bermanfaat bagi tubuh ke dalam pembuluh darah dan sekresi zat-zat tahap kedua dari darah. Sedangkan hasil dari rangkaian proses diatas adalah urine yang akan diekskresikan dari dalam tubuh. Dapat disimpulkan, ada 3 (tiga) proses dasar yang berperan dalam pembentukan urine, yaitu: filtrasi glomerulus, reabsorbsi tubulus, dan sekresi tubulus. Selanjutnya urine yang dihasilkan akan dikumpulkan di dalam pelvis ginjal dan diteruskan ke dalam ureter. Urine akan disimpan secara temporer pada kandung kemih (buli-buli) lalu secara berkala akan dibuang dari tubuh melalui uretra.

Mengingat besarnya peranan ginjal bagi homeostatis tubuh, kesehatan ginjal sangat penting untuk diperhatikan. Jika fungsi kedua ginjal terganggu sampai pada titik keduanya tidak mampu menjalankan fungsi regulatorik dan ekskretoriknya untuk mempertahankan homeostatis, dikatakan terjadi gagal ginjal (renal failure). Gagal ginjal dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar: (1) gagal ginjal akut, dimana seluruh atau hampir seluruh kerja ginjal tiba-tiba berhenti tetapi akhirnya membaik mendekati fungsi normal, dan (2) gagal ginjal kronis, di mana ginjal secara progresif kehilangan fungsi nefronnya satu persatu yang secara bertahap menurunkan seluruh fungsi ginjal. Gagal ginjal memiliki berbagai penyebab, yang sebagian terjadi di bagian tubuh lain dan mengenai ginjal secara sekunder. Penyebab-penyebab tersebut antara lain adalah: (1) organisme infeksius, baik yang bersifat hematogen atau masuk ke saluran kemih melalui uretra, (2) bahan toksik, misalnya timbal, arsen, pestisida, atau bahkan pemakaian aspirin dosis tinggi jangka panjang, (3) respon imun yang menyimpang, misalnya glomerulonefritis, yang kadang-kadang timbul setelah infeksi streptokokus di tenggorokkan, (4) hambatan aliran urine akibat adanya batu ginjal, tumor, atau pembesaran kelenjar prostat, dengan tekanan balik yang menurunkan filtrasi glomerulus dan merusak jaringan ginjal, (5) insufisiensi pasokan darah ginjal yang menyebabkan gangguan tekanan filtrasi. Yang terakhir ini dapat terjadi sekunder akibat gangguan sirkulasi, misalnya gagal ginjal, perdarahan, syok, atau penyempitan, dan pengerasan arteri-arteri ginjal akibat aterosklerois.

Akibat yang akan ditimbulkan oleh gagal ginjal tergantung pada kerusakannya. Pada gagal ginjal akut bersifat sedang, efek fisiologis utamanya adalah retensi darah dan cairan CES, produk buangan sisa metabolisme, dan elektrolit. Hal ini menyebabkan penumpukkan garam dan air yang berlebihan di dalam tubuh sehingga menimbulkan edema dan hipertensi. Bila gagal ginjal akut sangat parah, akan timbul anuria (berhentinya produksi urine) lengkap. Biasanya pasien akan meninggal dalam kurun waktu 8 sampai 14 hari jika fungsi ginjal tidak segera diperbaiki. Hal tersulit adalah pada kondisi gagal ginjal kronis, dimana kerusakan ginjal sering terjadi samar (insidious) sehingga gejala klinis yang serius seringkali tidak mucul sampai jumlah nefron fungsional berkurang sedikitnya 70 persen di bawah normal. Apabila ditemukan tanda-tanda dini kerusakan ginjal, seperti: mual dan muntah, malaise, anemia, edema, dan nyeri pada pinggang bagian belakang (tapping pain) segera kunjungi dokter untuk melakukan pemeriksaan fungsi ginjal.

Pemeriksaan urine (urinalisis) secara rutin sangat dianjurkan untuk mengetahui fungsi ginjal. Pemeriksaan urine melalui parameter fisik urine (warna, turbiditas, bau) dan parameter kimia (pH, Hb, glukosa, protein) merupakan pemeriksaan penunjang pada penyakit ginjal. Fungsi ginjal dapat diketahui melalui pemeriksaan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) dan konsep klirens ginjal. Manfaat klinis pemeriksaan LFG adalah: (1) deteksi dini kerusakan ginjal, (2) pemantauan profresifitas penyakit, (3) pemantauan kecukupan terapi ginjal pengganti, (4) membantu mengoptimalkan terapi dengan obat tertentu. Mengingat besarnya fungsi ginjal, menjaga kesehatan ginjal wajib dilakukan oleh siapa pun. Pemeriksaan fungsi ginjal secara dini dan berkelanjutan sangat membantu diagnosa dan terapi penyakit ginjal.

Tidak ada komentar: